Ramai pengunjung menghampiri kedai bumbu
milik tuannya. Tak ada cela untuk rehat duduk berleha-leha.
Semua membeli dengan antusiasnya. Entah
karena sudah langganan atau memang baru buka dengan harga terjangkau.
Aku tak pernah melihat kedai ini ada sejak
terakhir kali kesini 3 hari yang lalu. Perlahan aku pun penasaran melihat dari kejauhan rasanya
kurang memuaskan.
Langkah kaki pertama ku ayunkan menuju
kedai ramai di tengah kerumunan, sesekali seseorang mengatakan "jaga jarak
dan tetap tertib nanti semua kebagian" di tengah pandemi Covid 19 dan
bulan Ramadhan tahun ini jaga jarak menjadi kata viral yg selalu di dengarkan
demi keamanan dan kenyamanan.
Kini aku telah tiba dihadapan tampak 4
karyawan semua sibuk membungkus bumbu dan rempah pesanan pelanggan.
Mataku gagal fokus melihat seorang
perempuan bergamiskan merah berjilbab maroon panjang. Bulir keringat mulai
bermunculan namun tidak sampai berjatuhan.
Dia tak diam terus bergerak kesana kemari membungkus
bumbu, sesaat ia menjauh dari kumpulan bumbu untuk mengambil kembalian kagetku
menjadi ternyata ia bukan hanya masih muda sekali dari usiaku, ia akan segera
menjadi ibu dimasanya.
Perempuan ini sedang mengandung, betapa
gigih ia bekerja sejak tadi ia tak mengeluh melakukan pekerjaannya padahal tak
sedetikpun ia rehat sampai selesai dan sepi pembeli.
Jika kini aku masih bermalasan betapa
malunya diri ini terhadap ia yg masih muda sudah bekerja dengan gigih ditambah
dengan kondisinya saat ini.
"Semoga ia dan anak dalam kandungannya
selalu sehat dan diberikan kekuatan serta Rahmat-NYA." Doaku saat terpukau
melihat kegigihannya di hadapan bumbu masak jualannya.
#Fiksi_Mini_Ramadan #30hbk1441
#30hariberbagi #30hbk05 #aiselistory
@sastraindonesiaorg #Day6 #OneDayOnePost30HRDC #WritingChallenge30HRDC #30HariRamadhanDalamCerita #bianglalahijrah #RamadhanditengahPandemi
Post Comment
Post a Comment