Hujan by Tere Liye

Monday, June 3, 2019


Bengkulu, 19 Mei 2018

Dua hari berlalu sejak hari itu, kepalaku terasa berat dahi-dahi seperti ditimpa banyak batuan besar ia memaksa untuk berhenti berfikir, berhenti mengingat, berhenti berasumsi serta berhenti menulis. 
Ia juga seakan menjepit saraf mata memaksa tuk rehat dari segala rutinnitas yg terus tiada henti di lalui.. Sungguh ingin sedikit terlelap agar segera pulih dan sehat, hanya saja tuk sekejap terlelap kepala ini sungguh terasa berat sulit tuk terlelap. 

Hingga kuhabiskan dua vitamin membantu tuk sekejap rehat dan lupa rasanya tak sehat. 
Hari ini adalah hari puasa terberat sepanjang yg pernah kualami, karena tidak pernh seblmny seperti ini bukan soal mengeluh apalagi pamer ttg hal ini, karena hal ini jg mengajarkanku banyak hal serta arti pentingnya sehat sebelum sakit dan sakit sebelum mati. Bukan mengeluh yg harus kita lakukan tpi bersyukurlah yg hrus diperbanyak karena Allah masih berikan rasa sakit untk mengguri dosa2 kita trdahulu bila hambanya ridho..


Hari ini panas menggeliat, awan cerah, bahkan terik mentari seakan tak ada yg akan menghalanginya. 
Siapa kira hujan akan turun di tengah sore, dengan di temani gemuruh serta kilat saling bersambar. 
Sesekali kutatapi layar hp yg tetap padam tanpa sedikit pemberitahuan. 

Tidak ada yg menarik selain novel yg lama sudah ku inginkan, membacanya dengan nyata bukan seprti biasanya membacany melalui layar kaca . 

Iyaa.. Novel Tere Liye berjudulkan Hujan. Lama sudah aku mendambanya dan aku mendapatkany d tahun ini, . 

Iya begitu menarik tuk dilanjutkan membaca setelah beberapa lamanya kuisttrahatkan ia, sampai hampir lupa rasanya berada dalam cerita. 

Lail, Esok adalah tokoh utama dalam cerita, kisahnya mengagumnkan, penuh tebakan, penuh perjuangan, bukan hanya tentng cinta, tapi perjuangan akan kemanusiaan, bukan karena berjumpa terus menerus rasa hadir, bukan krna tak berjumpa lantas ia tiada, bukan pula krna pergi ia tak akan kembali. 
Bukan pula karena kenangan ia tersiksa berat. 
Bukan karena melupakan ia akan kuat dan bahagia. "tapi menerima, maka ia akan melupakan dan hidup akan bahagia.

Betapa kisah mereka menyayat dan sesekali mata semabab menahan air yang akan melewati pipi syahdu. 
Kisah yang indah andai  kita bisa memahami makna, tak ada alasan untuk kita tak berbuat yang terbaik selagi kita bisa.. 

kunci dari setiap kehiduapan ini adalah 
" menerima, maka ia akan melupakan dan hidup akan bahagia" 

Hujan, Bagaimana ia dipertemukan dan melewati semuanya setelah hujan berhenti.. 
Post Comment

Auto Post Signature

Auto Post  Signature